Home » » Debat Capres ke 3 (Text dan Video) Prabowo Dan Jokowi

Debat Capres ke 3 (Text dan Video) Prabowo Dan Jokowi

Written By Unknown on Minggu, 22 Juni 2014 | 10.05

Debat capres 22 juni 2014
Debat Capres 3 - Prabowo Subianto dan Joko Widodo

Transkrip Teks dari Debat putaran ke tiga calon Presiden RI yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minggu malam ini (22 Juni 2014) di Hotel Holiday Inn, Kemayoran Jakarta Pusat. Adapun Tema Debat Capres ketiga adalah Politik Internasional dan Ketahanan Nasional. Transkrip Debat Capres pertama bisa dilihat di Debat Capres 2014 Prabowo-Hata dan Jokowi - Yusuf Kalla, dan Transkrip Debat Capres ke dua Prabowo dan Jokowi bisa disaksikan di Debat Capres ke dua Prabowo - Jokowi. Saksikan juga Debat Cawapres 29 Juni 2014 dengan tema Pembangunan SDM dan IPTEK



Saksikan juga Debat Cawapres 29 Juni 2014 dengan tema Pembangunan SDM dan IPTEK
19.45 WIB: Ketua KPU Husni Kamil Manik kini memberi sambutan. Debat capres, menurutnya, mendapat sambutan “gegap-gempita” dari rakyat. Pada debat ini, kedua kandidat diharapkan dapat menjelaskan soal globalisasi dan ketangguhan Indonesia menjadi suatu bangsa yang besar. “Problem internal sebagai bangsa akan dikupas secara rinci, begitu juga kaitannya dengan posisi kita di era globalisasi, tak terpisahkan dari dunia internasional.”

19.49 WIB: Moderator debat kali ini adalah profesor hukum internasional UI Hikmahanto Juwana. Dia sudah memanggil kedua capres untuk hadir di panggung.

19.50 WIB: “Indonesia Raya” dimainkan.

19.54 WIB: Seperti biasa, masing-masing kandidat punya 4 menit menjelaskan visi misinya, harus memberi penajaman visi dalam 3 menit, menjawab pertanyaan dalam 3 menit, saling bertanya dan menanggapi, lalu penutup.

19.56 WIB: Prabowo dapat giliran pertama menyampaikan visi misinya.
“Kalau kita bicara politik luar negeri dan ketahanan nasional, mau tidak mau kita bicara tentang tujuan kita bernegara. Tujuan kita bernegara adalah mencari keamanan bersama. Tetapi kemudian yang lebih penting adalah kita mencari kemakmuran bersama. Karena itu, politik luar negeri mau tidak mau adalah cermin dari kondisi dalam negeri. Politik luar negeri tidak akan berarti kalau kekuatan dalam negeri kita lemah. Karena itu, saya terus-menerus selalu bicara tentang bagaimana Indonesia mengamankan kekuatan dan kekayaan nasionalnya. Ini yang menjadi fundamental.”

“Kita tentunya berada dalam letak geografis yang sangat unik dan strategis. Antara dua benua dan samudra besar, lintasan perdagangan yang sangat besar melewati jalur-jalur laut kita. Banyak negara bergantung pada kondisi aman di nusantara. Tapi kita juga tak boleh tak memperhatikan kondisi kita yang sebenarnya. Terlalu banyak kekayaan nasional kita yang diambil ke luar negeri. Mungkin ini tak menyenangkan buat banyak orang untuk bicara hal ini, tapi menurut saya, ini adalah kunci bagi politik luar negeri. Kalau rakyat kita cukup makan, papan, sandang, sejahtera, ketahanan kita akan kuat. Ketahanan dan keamanan nasional kita terletak pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Tidak mungkin kita jadi negara terhormat jika kita miskin. Saya harus membenahi kondisi dalam negeri Republik Indonesia. Saya bersama Hatta Rajasa harus membereskan kondisi keamanan dalam negeri. Intinya kita tidak ingin punya musuh, seribu kawan tidak cukup, satu musuh terlalu banyak. Tidak akan sejengkal tanah pun kami serahkan. Kami akan pertahankan Indonesia sampai titik darah penghabisan.”

20.00 WIB: Jokowi kini menyampaikan visi misinya.
“Prinsip dasar luar negeri kita adalah bebas aktif untuk ketahanan nasional kita. Ada empat prioritas yang dikedepankan, pertama, perlindungan warga negara kita, terutama TKI. Saya mengucapkan duka cita atas tenggelamnya kapal TKI kita di Malaysia. Kedua, perlindungan sumber daya maritim dan perdagangan, ketiga, produktivitas dan daya saing, keempat, menjaga keamanan regional kawasan.”

“Jokowi-Jusuf Kalla mendukung penuh Palestina jadi negara merdeka dan berdaulat, dan sebagai anggota penuh PBB.”

“Ada tiga strategi diplomasi, antarpemerintah, antar-pelaku bisnis, dan antarmasyarakat dengan masyarakat negara lain. Pejuang-pejuang kita telah mendharmabaktikan darah dan hidupnya buat bangsa kita. Saya bertemu Solihin GP di Jawa Barat, dia bercerita soal membantu keluarga pejuang berobat dari Yogyakarta. Membangun ketahanan nasional yang kuat adalah lewat kesejahteraan prajurit dan keluarganya, modernisasi alat-alat pertahanan termasuk pertahanan cyber dan hibrid, dan modernisasi industri pertahanan yang kita punyai.”

“Kami, Jokowi-JK, yakin, pergeseran geopolitik dari Barat ke Asia adalah kesempatan kita menjadi negara besar. Kita harus memenangkan pertarungan ini, di samudra, di maritim, kami ingin Indonesia jadi poros maritim dunia, kita ingin negara ini berwibawa, kita ingin negara ini dihormati.”


20.15 WIB: Pertanyaan pertama buat Jokowi.Bagaimana melindungi kekayaan laut kita dan bagaimana memodernkan alutsista tanpa mengundang kekhawatiran negara tetangga kita?

"Kekayaan laut kita sangat besar sekali, ada Rp. 300 T potensi yang hilang dari illegal fishing. Ke depan kita harus punya drone, pesawat tanpa awak, yang kita pasang di tiga kawasan. Kita bisa melihat di mana ada kekayaan maritim kita diambil."

"Pertama, (drone) untuk pertahanan, kedua, mengejar jika ada illegal fishing, ketiga, mengejar kalau ada illegal logging. Drone, selain memperbaiki alutsista kita, bukan hanya untuk pertahanan, tapi juga untuk ketahanan ekonomi kita."

"Tapi harus diperjelas dulu, batas-batas laut kita seperti apa. Perbaikan IT, perbaikan dalam rangka perang cyber, drone ini sangat diperlukan sekali. Pusat komandonya bisa di Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, atau Jakarta, tapi lingkup wilayah Barat, Timur, Tengah harus dibangun. Tanpa ini akan sulit mendeteksi pencurian-pencurian kekayaan laut kita. Bisa diketahui di titik mana, koordinat mana pencurian, langsung bisa dikerahkan, apakah angkatan laut kita, atau angkatan udara, atau angkatan darat. Cara-cara inilah yang lebih efisien. Drone tidak mahal-mahal amat."

20.20 WIB: Pertanyaan buat Prabowo. Apa yang menjadi kepentingan nasional kita saat ini dengan negara-negara dalam hubungan bilateral atau dalam kawasan?

Jawaban Prabowo. “Kekayaan nasional adalah seluruh kekayaan yang menjadi milik bangsa Indonesia, tambang, laut, dan di darat. Di atas permukaan Bumi, di dalam permukaan Bumi, dan perairan. Kekayaan nasional kita yang perlu diamankan dan terlalu banyak bocor. Bagaimana bocor? Bocor, mengalir dari dalam negeri ke luar negeri. Bauksit, kita jual gelondongan, sebagai bahan baku.”

“Kalau peluru kita kurang, gaji polisi dan hakim kita kurang, kita tidak punya wibawa di luar negeri. Kita akan dilecehkan. Kita boleh berdiplomasi dengan kata-kata, tapi ujungnya bangsa-bangsa lain hanya akan melihat kekuatan nasional, riil, Indonesia seperti apa. Kalau ada orang mengklaim lautan dan pulau-pulau kita, bisakah kita menangkal dan mencegah mereka? Ini yang saya maksud dengan politik luar negeri cerminan kondisi dalam negeri.

“Kalau kita lemah, kita akan diganggu terus, kalau kita kuat, kita bisa bertahan.”


20.31 WIB: Kini kedua kandidat capres mendapat pertanyaan sama dari moderator.Indonesia merupakan negara yang kepentingannya sering berbenturan dengan negara lain dari segi politik internasional dan ketahanan nasional, dari konflik perbatasan, klaim tumpang tindih, dan penanganan pencari suaka, bagaimana mengatasinya tanpa merusak hubungan baik antarnegara. Apakah ada ruang untuk diplomasi militer?

Prabowo menjawab pertama.
“Tugas utama pemerintahan adalah melindungi segenap tumpah darah dan menjaga kepentingan nasional bangsa kita. Kepentingan nasional bangsa kita terusik atau berbenturan dengan negara lain, kita tentu harus mempertahankan kepentingan nasional kita. Di sinilah kita harus selalu kembali pada kekuatan nasional.”

“Prinsip saya, seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Kita tidak punya masalah prinsip, menghormati semua negara, tapi ada kepentingan inti yang tidak bisa kita tawar-menawar, yaitu keutuhan wilayah NKRI. Tidak satu jengkal pun akan kita lepas atau kita biarkan lepas. Tidak satu meter atau senti pun akan kita serahkan. Ini kepentingan nasional kita, hak kita mempertahankannya, ujung-ujungnya adalah kekuatan nasional kita. Kita boleh teriak-teriak, tapi bisa nggak di ujungnya, bisa tidak kita mempertahankan kepentingan nasional.”

“Diplomasi persahabatan, mempertahankan good neighbor policy, kita akan selalu santun sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia, tenggang rasa dengan bangsa lain, mengerti kepentingan bangsa lain, tapi kita minta ke bangsa lain, tolonglah mengerti kesulitan dan kepentingan Indonesia. Dengan saling pengertian, kita akan mencapai persahabatan yang baik dengan semua lingkungan kita.”

20.34 WIB: Pertanyaan yang sama buat Jokowi.
Jawabannya.

“Tadi sudah saya sampaikan, ada tiga strategi diplomasi, G2G, B2B, dan P2P, jika ada benturan dan dinamika soal tapal batas. Yang pertama adalah diplomasi pemerintah dan pemerintah, dengan cara-cara seperti itulah, baik yang di darat maupun di laut bisa diselesaikan. Tetapi bisa diselesaikan tanpa melalui perang. Diplomasi dialog dengan pemerintah dan pemerintah akan diutamakan. Kalau mentoknya, dibawa ke Mahkamah Internasional, tapi seintensifnya harus dengan diplomasi dialog. Kami meyakini bahwa apabila kita bisa mengirimkan diplomat-diplomat kita yang baik, pasti ada solusinya, jalan keluarnya. Inilah diplomasi yang ingin kita ajukan, tanpa berpikiran atau mengedepankan pemikiran untuk menyelesaikannya lewat senjata atau perang.”

20.38 WIB: Pertanyaan yang sama buat kedua kandidat capres.Bagaimana upaya bapak memberi perlindungan buat pekerja kita di luar negeri, terutama pekerja perempuan? Bagaimana bapak mengambil kebijakan agar Indonesia bisa mengambil peran penting di luar kawasan atau pemimpin di ASEAN?

Jokowi menjawab. “Untuk masalah TKI, pertama, sebelum penempatan harus dirampungkan, seleksi dan pelatihan, harus dilihat dan diawasi detail. Jangan sampai yang dikirim belum diseleksi atau melakukan pelatihan. Setelah diberangkatkan, data di Kedubes kita harus komplit, KBRI bisa memberi perlindungan kepada mereka. Harus ada kontrol, cek, manajemen pengawasan setiap bulannya, apa mereka dalam kondisi baik, disiksa atau dianiaya, ini tugas KBRI terutama di negara-negara yang banyak TKI-nya.”

“Kita tak usah mengirim ke negara yang tidak punya perlindungan TKI. Kita moratorium saja. Kita harus tegas karena ini soal nyawa manusia.”

“Kita pernah jaya saat mengadakan Konferensi Asia Afrika, bisa kita ulang jika kita punya poros maritim dunia yang baik. Negara yang lain mau tidak mau berkepentingan akan mendekati kita, untuk masuk dalam perairan kita. Peran-peran seperti inilah yang jadi kunci agar negara kita berwibawa, dihormati, dilihat oleh negara lain, disegani negara lain.”

20.41 WIB: Pertanyaan sama buat Prabowo.

Jawabannya. “Tenaga kerja kita berangkat karena terpaksa, tidak ada lapangan kerja di Indonesia, harus mencari sesuap nasi untuk menghidupi anak-anak dan orangtua mereka. Mereka datang dari tempat-tempat yang sangat miskin. Saya punya pengalaman, melihat mereka di Malaysia, Timur Tengah. Saya punya pengalaman membantu satu TKI dari Atambua, NTT, yang berasal dari 10 anak, dia berangkat saat usia 15 tahun. Pada akhirnya dia snap dan membunuh majikannya sehingga kami harus menyelamatkan nyawanya.

“Saya hormati dan katakan pendapat Pak Jokowi itu memang bagus. Kita harus menseleksi dan mendidik dan menyiapkan dan harus mensertifikasi (TKI). Banyak tenaga kerja yang diselundupkan, ini illegal human traffic, bukan tenaga kerja yang disiapkan. Kewajiban pemerintah kita, kita harus menyiapkan mereka agar pekerjaan mereka di luar baik, tidak hanya jadi tukang sapu atau pembantu rumah tangga.”

“Indonesia tidak akan disegani bukan karena konferensi-konferensi, tapi jika rakyatnya makmur, bisa sekolah, bisa mencari makan.”




20.52 WIB: Kali ini, dua kandidat capres bisa saling bertanya dan memberi penjelasan. Jokowi dapat giliran pertama bertanya ke Prabowo.

“Bapak sering mengatakan mengenai pentingnya perubahan dan soal perubahan, bagian mana dari kebijakan politik luar negeri kita saat ini yang perlu diubah?”

Prabowo bilang, diplomasi internasional Indonesia saat ini sudah baik, “Jika sudah baik, buat apa diubah? Kalau sudah baik, buat apa diperbaiki? Pemerintah SBY dalam politik luar negeri patut diakui, membawa stabilitas, perdamaian, dan hal ini jangan dianggap remeh. Perdamaian jangan dianggap remeh. Setiap malam, di televisi, negara lain, penuh perang saudara dan kekacauan. Saya yang pertama mengakui, saya tidak minta perubahan asal perubahan, saya ingin yang baik kita pertahankan, kalau bisa kita tingkatkan. Good neighbour policy, stabilitas dan perdamaian untuk Indonesia.”

20.55 WIB: Bagaimana pendapat bapak tentang peran Indonesia dalam WTO? Apakah kita merasa manfaat atau menurut bapak, jalan ke depan, bagaimana?

Jawaban Jokowi. “Kita ikut di WTO ada plus minusnya. Dalam hal perdagangan, barang-barang kita masuk ke sebuah negara, ada tarif dan nontarif, barrier juga di sana. Kalau tidak ikut WTO, barang-barang kita akan sulit masuk ke negara lain. Asal kita punya produktivitas dan daya saing, barang-barang kita bisa masuk ke semua negara. Karena itu pentingnya kita memperbaiki produktivitas dan daya saing, itu. Kalau ada barang dari luar masuk ke negara kita, sangat mengganggu. Kalau harga-harga kita kompetitif, bersaing, akan menguntungkan. Sayangnya daya saing kita rendah. Inilah yang jadi pe-er kita. Daya saing dan harga kompetitif agar barang-barang industri kita yang berorientasi ekspor bisa masuk ke semua pasar, meski ada eco-labelling, karantina, tarif maupun nontarif, ada barrier di sana.”

20.57 WIB: Pertanyaan Jokowi lagi buat Prabowo. Ancaman terbesar apa yang sedang dan mungkin dihadapi Indonesia?

Prabowo minta klarifikasi, dari dalam negeri atau luar negeri. Menurut Jokowi, dua-duanya.

Prabowo menjawab. “Ancaman terbesar dari luar negeri adalah ada negara-negara lain yang akan mengklaim wilayah nasional kita, di laut maupun berbagai pulau. Ancaman terbesar dari dalam negeri adalah kemiskinan yang selalu saya dengang-dengungkan, kekuasaan bangsa Indonesia sendiri atas kekayaan alamnya. Tidak dikuasainya oleh bangsa sendiri kekayaan alam kita. Kita tidak punya tabungan untuk mengurangi kemiskinan rakyat kita.”

21.00 WIB: Kini giliran Prabowo bertanya ke Jokowi. “Saya balik bertanya, strategi bapak bagaimana jika ada wilayah nasional kita yang diduduki oleh bangsa lain?”

Jawaban Jokowi.

“Jawaban saya sama. Diplomasi pemerintah dengan pemerintah akan kita kedepankan lebih dahulu. Ada tahapan-tahapan ke sana. Jika ke sana adalah pendudukan jelas, bahwa itu pulau milik kita, ini beda, sudah menjadi kedaulatan, batas maritim dan patok yang belum jelas, diplomasi pemerintah dengan pemerintah didahulukan. Jika itu sudah jelas milik kita, apapun akan kita lakukan. Kita harus tegas. Akan kita buat ramai, pak. Jangan kira saya tidak bisa tegas. Tegas menurut saya adalah mengambil keputusan dan risiko. Risiko itulah yang saya ambil sebagai pimpinan nasional.”



21.13 WIB: Pada pemerintahan Megawati Soekarnoputri, Indonesia menjual perusahaan yang sangat strategis, seperti Indosat saat perusahaan ini punya dua satelit di atas wilayah kita? Apakah akan membeli kembali Indosat?

Drone ini adalah melewati alutsista konvensional ke alat pertahanan yang berteknologi tinggi. Ada 17 ribu pulau yang harus diawasi, drone penting sekali, meski satelitnya harus ikut ke negara lain.

Drone bisa dibeli sekarang, alih teknologinya bisa sambil berjalan. Satelitnya harus ada target kapan punya sendiri.

Pada 1998, krisis berat. Saat Megawati jadi presiden, kondisi ekonomi masih belum baik. Kita jangan bicara dengan posisi normal, saat itu krisis, kondisi keuangan kita masih berat. Indosat dijual, harus dilihat, ada klausulnya jelas. Bisa kita ambil kembali. Hanya sampai sekarang bisa ambil kembali. Kuncinya kita beli kembali, saham kita beli kembali, kuncinya pertumbuhan ekonomi di atas 7%.

Prabowo memberi tanggapan. "Jadi bapak setuju bahwa Indosat adalah aset strategis yang dijual?"

Jawaban Jokowi, “Tadi sudah jelas sekali saya sampaikan, saat itu dalam kondisi krisis dan terimbas krisis. Bayangkan kalau kita terimbas krisis, butuh anggaran untuk menggerakkan ekonomi, yang bisa kita jual adalah barang itu, tentu dilakukan. Dengan catatan, masih bisa kita beli lagi. Dalam jual beli seperti itu, bisa kita jual dan bisa kita beli kembali. Untuk hal-hal yang sangat strategis, pertama, harus dibeli lagi dengan harga yang wajar. Peran itu harus dilakukan oleh pemerintah yang akan datang, jangan salahkan pemerintahan yang dulu. Tidak bisa dibandingkan pada 1998, 2003, atau 2014. Kita tidak selalu melihat ke belakang, saya ingin lihat ke depan, ke depannya kita ambil lagi untuk mengembangkan satelit dan drone kita.”

21.20 WIB: Pertanyaan Jokowi buat Prabowo soal Panser Anoa bahwa itu adalah gagasannya JK dan terlaksana, "Di saat yang sama pemerintah beli tank Leopard. Bagaimana pendapat bapak soal ini?"

Prabowo menjawab.

“Jadi, mengenai pemilihan alat pertahanan sudah melalui rangkaian pembahasan dan penelitian dari pihak-pihak yang berwenang, Kementerian Pertahanan, AD, dan selanjutnya. Ada yang berpendapat Leopard tak cocok buat wilayah Indonesia. Ternyata itu pandangan keliru. Leopard bisa dipakai di beberapa wilayah di Indonesia,

Pasukan perdamaian di Lebanon, Congo, Afrika Tengah, ada 4000 orang. Tak hanya peace-keeping, tapi juga peace-making, saat ancaman datang, Leopard itu cocok. Kita butuh Leopard, Anoa, jet fighter generasi kelima, untuk itu ekonomi kita harus kuat.”

Tanggapan Jokowi.

“Panser Anoa harus dikembangkan terus oleh industri pertahanan kita, mungkin ada panser Banteng dan lainnya.

Tank Leopard, 62 ton, jalan rusak semua, jembatan kita jelas tak kuat menahan tank 62 ton. Harus dihitung, apakah infrastruktur, cuaca, medan kita cocok dengan pertahanan kita.

Industri pertahanan harus diberi anggaran yang baik, tidak tergantung dengan peralatan pertahanan alutsista dari luar.”

Prabowo menanggapi lagi.

“Saya kira pandangan tentang alutsista yang cocok dan tidak cocok kita serahkan ke para pakar yang sudah melakukan riset dalam sejarah perang Vietnam Utara ke Vietnam Selatan pakai main battle tank buatan Rusia. Ada anggapan bahwa tank sebesar 60-70 ton tidak cocok untuk wilayah-wilayah Indonesia tidak sepenuhnya benar. Saya sependapat dengan bapak, kita harus memperkuat industri dalam negeri. Saya mendukung setiap usaha untuk mendukung industri dalam negeri. Tank Leopard ini sudah keputusan Angkatan Darat dan TNI, harus kita manfaatkan sebagai bagian dari arsenal kita. Saya utamakan nanti di ujungnya adalah pertahanan terbaik adalah kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Kita boleh punya tank, jet fighter, kalau rakyat kita tidak sejahtera tidak ada gunanya.”

21.25 WIB: Pertanyaan Prabowo buat Jokowi. Bagaimana Joko Widodo melihat peran Indonesia dalam Laut Cina Selatan?

Jokowi menjawab.

“Ini adalah urusan negara yang lain dengan negara yang lain, kita bisa masuk dan berperan, tapi perlu kita amati, apa kita masuk ke sebuah konflik yang membuat kita berhubungan tidak baik dengan Tiongkok. Kalau kita bisa memberi jalan keluar, bisa masuk, kalau tidak yakin arahnya ke mana, jangan. Yang penting adalah ketahanan nasional.”

Tanggapan Prabowo. “Masalahnya adalah sebagian wilayah maritim kita diklaim di Laut Cina Selatan. Ada empat negara ASEAN yang punya klaim, apa kita abstain sama sekali, atau kita membela 4 kawan kita di ASEAN?”

Jokowi menjawab lagi. “Kalau kita berperan, dan itu memberikan keuntungan buat kawan-kawan kita di ASEAN, masuk. Tapi kalau kita tidak punya solusi yang benar, jalan keluar yang benar, proses diplomasi yang tidak memberi kita manfaat, untuk apa? Setahu saya, kita tidak punya konflik sama sekali. Kalau peran kita bisa masuk, dengan catatan yang sudah saya sampaikan, harus ada manfaat dan memberikan solusinya, konflik-konflik seperti itu bisa ditangani dengan diplomasi. Jika tidak ada manfaatnya, buat apa peran itu kita lakukan?”

21.32 WIB: Pertanyaan Jokowi lagi buat Prabowo. “Apa yang salah dalam hubungan Indonesia dan Australia, sehingga seringkali naik dan turun, panas dan dingin?”

Jawaban Prabowo. “Saya merasa bahwa masalahnya tidak terletak di pihak Indonesia. Masalahnya adalah mungkin Australia punya kecurigaan atau fobia terhadap kita. Kita negara yang jumlah penduduknya besar sekali, kita dianggap seringkali emosional, melakukan tindakan-tindakan militer, bagi mereka, mereka menganggap kita sebagai ancaman, mungkin. Dari kita tidak ada masalah. Kita ingin bersahabat, semua pemerintah Indonesia yang saya kenal ingin bersahabat baik dengan mereka, kewajiban kita untuk meyakinkan bahwa kita ingin jadi negara tetangga yang baik. Kita ingin hidup damai dan bersahabat dengan Australia. Tapi kita juga harus tegas dalam mempertahankan kepentingan nasional kita. Kita tidak ada masalah, kita harus meyakinkan bahwa kita ingin bersahabat dengan Australia.”

Menurut Jokowi, ada dua hal penting dalam hubungan kita dengan Australia. Pertama, ketidakpercayaan, karena penyadapan. Diplomasi pemerintah dengan pemerintah, pelaku bisnis dengan pelaku bisnis, masyarakat dengan masyarakat akan digalakkan. Inilah yang akan mengurangi ketegangan.

“Diplomasi budaya dan pendidikan harus terus kita galakkan. Yang kedua, kewibawaan, kita dianggap sebagai negara yang lebih lemah. Masalah kehormatan dan kewibawaan negara harus jadi catatan khusus buat presiden. Jangan sampai kita dilecehkan atau diremehkan karena kita dianggap lemah dan tidak berwibawa.”

Menurut Prabowo, kata-kata Jokowi sejalan dengan Prabowo, “Pak Jokowi bilang trust, saya bilang kecurigaan. We want to be good neighbour.”

“Kita ingin damai, tidak ingin macam-macam. Kalau kita dianggap lemah, kita harus cek, jangan-jangan kita memang dianggap lemah. Kalau kita hitung-hitungan, main catur, kan kita hitung, pion kita berapa, kuda kita berapa. Kalau negara, kapal selam kita berapa, pesawat kita berapa, yang bisa terbang berapa, jangan-jangan dua skuadron tapi nggak bisa terbang.”


21.44 WIB: Pertanyaan Prabowo buat Jokowi. Apakah menurut bapak postur angkatan perang kita sudah cukup kuat, perlu ditambah, dikurangi? Atau kalau perlu ditambah, bagaimana anggarannya? Angkatan Darat, kita punya 106 batalyon, kita punya 500 kabupaten. Bagaimana mengisi kabupaten-kabupaten yang kosong tidak ada tentaranya?

Jawaban Jokowi. “Kita tahu semua anggaran pertahanan kita mencapai Rp80 T, kalau ekonomi kita tumbuh di atas 7%, dalam lima tahun bisa mencapai tiga kali lipat, Rp210 T. Kekurangan-kekurangan yang ada bisa kita tambahkan jika pertumbuhan ekonomi, baik prajurit maupun peralatan. Memang masih jauh. Dengan ekonomi tumbuh di atas 7%, anggaran bisa lebih besar, untuk menambah jumlah prajurit, menambah alutsista, dan pertahanan kita sehingga betul-betul bisa kuasai dengan baik. Dengan peralatan dan personil yang cukup baru kita berani menyampaikan kita siap, punya wibawa, dihormati negara lain.”

Tanggapan Prabowo. “Apakah bapak pernah memikirkan Indonesia perlu tentara cadangan atau tidak? Tentara perlawanan rakyat atau tidak? Tentara cadangan teritorial atau tidak?”

Jokowi menjawab, “Sangat diperlukan. Agar cadangan-cadangan ada di sipil, Menwa, Hansip, sipil, jika diperlukan bisa ada di medan manapun. Pertahanan semesta kita tidak tergantung pada jumlah tentara, tapi kesiapan kita pada personel dibantu dari sipil.”

21.52 WIB: Pertanyaan Jokowi buat Prabowo. Komunitas Ekonomi ASEAN akan berlaku akhir 2015, untuk itu daya saing ekonomi kita jadi penting, apa yang akan Bapak lakukan dalam hubungan dengan negara lain?

Jawaban Prabowo. “Inti dari meningkatkan daya saing adalah memberi fasilitas, insentif, dan dukungan pada perusahaan-perusahaan kita tanpa melanggar ketentuan-ketentuan dalam perjanjian internasional. Insentif yang bisa diberikan, pendidikan, kredit-kredit yang diperlancar, perizinan yang dipermudah, lahan-lahan yang diberikan, banyak yang bisa dilakukan pemerintah yang ingin mengunggulkan perusahaan-perusahaan nasional untuk bisa memberi dukungan. Perlu ada investasi besar-besaran di bidang pendidikan, kita harus menyiapkan SDM untuk bisa berhadapan dengan keterbukaan yang sudah kita setujui dan akan hadapi. Tapi pemerintah harus menjaga kepentingan nasional kita, kita harus waspada dampak keterbukaan itu pada ekonomi dan keselamatan pengusaha dan usaha-usaha nasional kita. Kita harus sangat ketat dalam menjaga kekayaan nasional kita. Kita harus paksakan processing industry harus diterapkan di semua sektor di dalam negeri, di Indonesia.”

Tanggapan dari Jokowi.

“Pertama, pembangunan manusia, pembangunan latihan buat anak-anak, SDM kita, technopark harus sudah dikerjakan, tidak ada ruang lagi bicara soal mau atau tidak mau, harus kita hadapi. Diplomasi perdagangan kita harus diperkuat di dubes-dubes di ASEAN. Dubes-dubes kita harus mampu memasarkan produk-produk yang ada di daerah, produk UKM yang punya daya saing tinggi, kompetitif, hanya perlu diberikan ruang untuk memasarkan produknya di luar negeri. Oleh dubes-dubes kita. Diplomasi dubes-dubes kita 80% harus di bidang perdagangan, harus bisa mencari pasar, bernegosiasi, dan bertransaksi. Kita yang harus menyerang lebih dahulu, bukan diserang lebih dahulu oleh produk-produk mereka. Jangan sampai pasar kita dikuasai barang-barang impor.”

Tanggapan Prabowo. “Saya kurang menangkap tanggapan dari bapak, tapi gagasan bapak-bapak tidak bertentangan dengan pemikiran saya. Agak terlalu teoritis tapi, membangun technopark berapa lama? Kita gampang dengan slogan dan jawaban-jawaban teoritis. Masalahnya bapak sendiri bilang setahun, tapi setahun membangun industri-industri yang bisa menahan. Hemat anggaran, APBD, tutup kebocoran, tutup kebocoran, tutup kebocoran, kurangi semua yang menghabiskan anggaran rakyat, baru kita membangun industri, kompetitif, baru bisa menahan serangan.”

21.54 WIB: Pernyataan terakhir buat Jokowi. “Kita menyadari bahwa geopolitik ekonomi sudah bergeser dari Barat menuju ke Timur, Asia, kita berada di tengah-tengahnya, di antara Samudera Hindia dan Pasifik. Tantangan itulah yang sedang kita hadapi. Kalau kita membangun kemaritiman kita, poros maritim dunia, negara kita akan berwibawa.”

“Saya ingin membacakan apa yang dikatakan Jenderal Besar kita Soedirman, satu-satunya hak milik negeri ini yang tidak berubah-ubah adalah angkatan perang Republik Indonesia. Marilah kita jadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa pemenang dan pesan Jenderal Soedirman tadi terus tegak.”

21.56 WIB: Pernyataan penutup Prabowo. “Ketahanan nasional kita adalah kemakmuran. Kita harus mengurangi pemborosan dan kebocoran, tanpa menutup kebocoran, semua akan jadi slogan dan impian. Kita harus melakukan penghematan besar-besaran, disiplin pribadi, membersihkan seluruh aparat kita, mewujudkan aparat yang mempercepat pertumbuhan ekonomi.”

“Kita harus berantas korupsi, menghilangkan kemiskinan, menaikkan kesejahteraan rakyat. Tidak akan ada negara hormat pada Indonesia jika Indonesia tak punya kekayaan, kekuatan. Prabowo-Hatta berjuang menyelamatkan kekayaan nasional republik Indonesia, sehingga kita jadi bangsa kuat berdiri di atas kaki kita sendiri.”

Transkrip Debat Capres pertama bisa dilihat di Debat Capres 2014 Prabowo-Hata dan Jokowi - Yusuf Kalla, dan Transkrip Debat Capres ke dua Prabowo dan Jokowi bisa disaksikan di Debat Capres ke dua Prabowo - Jokowi.

Sumber: Y! Live Blog dan Video Youtube

0 komentar :

Posting Komentar